expérience: CINTAMU TAK UNTUK JARAK JAUH
23.08
CINTAMU
TAK UNTUK JARAK JAUH
Oleh
: hardianti
Cinta.
Satu kata sarat makna. Cinta katanya tak mengenal usia, jarak,maupun waktu.
Tapi sayangnya semua itu tak berlaku untukku. Aku Dian seorang gadis kampus
dengan segala ketomboyanku. Saat ini aku jatuh cinta lagi pada seorang
lelaki yang pernah mencampakkan aku. Dan sepertinya cinta ini lagi-lagi harus
kandas ditengah jalan.
Adalah
seorang Tamek yang katanya begitu mencintai aku hingga berniat menikahiku
selepas dia menyelesaikan SMAnya. Semuanya terdengar indah. Aku mencintai
seorang anak SMA kelas XII sedang aku sendiri semester satu di Universitas
Indonesia. Bagiku perbedaan itu tak menjadi kendala.” Bukankah hubungan jarak
jauh itu semakin melengketkan perasaan ini “ begitu pikirku . Dan pun begitu Tamek
, katanya dia akan sanggup untuk menantiku kembali.
Ya,ya,ya
setidaknya saat itu dia bersungguh-sungguh mengucapkannya. Aku selalu percaya.
Meski ini yang kedua kalinya dia mengucapkannya. Satu hal yang selalu aku
pegang kami lahir di hari yang sama, di bulan yang sama, dan di tahun yang juga
sama persis. Aku yakin dia adalah jodoh ku.
Setiap
detik dalam hidupku hanya di penuhi bayangannya. Diam-diam kami selalu jalan
bersama. Tanpa sepengetahuan orang tuaku tentunya. Aku tak mengerti kenapa
orang tuaku begitu membenci Tamek. Menurutku Tamek adalah lelaki yang
bijaksana, menyayangi keluarganya, rajin bekerja dan tentunya mencintaiku
(mungkin).
“Hhhh…”
aku menarik napas sejenak. Besok hari ulang tahun kami. Segera aku menyiapkan
kado untuknya. Sementara Tamek sendiri tak kalah sibuk dengan kado dan
persiapan dinner nanti malam. Aku
tahu semua ini akan sia-sia saja jika orang tuaku tahu aku masih bersama
Tamek. Karena itu aku berbohong kepada
orang tuaku dengan alasan mengerjakan tugas kuliah. Berhasil.
Sepanjang
waktu aku dan Tamek saling diam. Kami masih berkutat dengan pikiran
masing-masing. Kado yang aku sembunyikan dari tadi aku diamkan saja. Kami masih
saling membisu memandangi laut. Sampai waktu menunjukkan tepat jam 00.00 WIB,
berakhirlah kebersamaan kami dengan sekotak kado di tangan masing-masing. Dia
memberiku sebuah mukena warna biru.
Sepertinya
aku mulai lelah menjalani cinta rahasia ini. Begitupun Tamek, sekali waktu dia
pernah meminta kepadaku untuk mengizinkannya bertemu kedua orang tuaku. Dan aku
masih menggeleng. Takut.
Tiga
minggu kemudian. Aku berangkat ke Depok untuk melanjutkan kuliahku. Sampai
disini hubungan kami masih mesra. Dia masih tetap perhatian dan selalu
merindukan aku.
Satu
bulan terakhir tak ada lagi perhatian darinya. Terakhir aku dengar dari sahabat
baik ku kalau Tamek selingkuh dengan teman sekelasnya. Dengan bersumpah Tamek
menyangkal tuduhan itu. Dan lagi-lagi aku selalu mempercayainya.
Suatu
malam tat kala aku baru saja menyelesaikan tugas kuliahku, dia mengirm sms kepadaku …
Nek,
terus terang aku udah ga sanggup dengan hubungan jarak jauh ini.
Aku harap kamu mengerti…
Aku harap kamu mengerti…
Usai
sudah cerita cintaku. Hanya karena jarak yang menjadi alasannya.
Tuhan,
sia-sia pengorbananku selama ini…
demi dia ,aku tega membohongi orang tuaku.
demi dia ,aku tega membohongi orang tuaku.
Demi
dia, aku menahan gejolakku
demi dia,aku belajar siang dan malam
demi dia,aku belajar siang dan malam
Semuanya
terasa benar-benar hampa
0 komentar