cerpen: Kisah dalam Kegelapan

23.14

                                                          Kisah dalam Kegelapan
                                                       Oleh : HARDIANTI

Angin malam pantai Kerasak seolah-olah menerbangkan aku. Dinginnya menusuk ke dalam kulitku. “Huuhh,sampai kapan aku harus menunggumu!” Sudah dari pagi tadi aku berada di pantai indah ini. Dan kau tak kunjung datang. Tak seperti biasanya kau terlambat selama ini bahkan aku sama sekali belum mendengar langkah kakimu.
“Hmm…”angin malam semakin dingin aku semakin merapatkan sweeterku. “Kau dimana?” keluhku sambil menengadah kelangit.
“Apakah kau tertangkap oleh pejabat licik itu?” aku mulai gelisah.
Bukankah telah aku katakan,”berhentilah menjadi detektiv!” aku berjalan mondar-mandir. Gelisah.
Sejenak aku menghentikan langkah ku. Kembali ku tengadahkan kepalaku ke langit. Ku tatap bulan lekat-lekat. Namun aku tak menemukan seberkas cahaya yang katanya bersinar sangat indah .Lagi-lagi pikiran buruk melintas di pikiranku. Aku menaikkan kedua tanganku sejajar dengan dadaku membentuk seperti orang sedang berdoa. Dan aku memang sedang berdoa “ Tuhan,aku mohon selamatkan dan lindungilah Kevin dari orang-orang jahat itu!”. Setelah berdoa perasaanku sedikit lebih tenang.
Mataku dengan teliti memandang ke arah pohon-pohon kelapa,takut-takut kau datang dengan bersimbah darah. “Namun,lagi-lagi hanya gelap yang tertera.
Angin pantai dengan lembut menyentuh pipiku. Sekali-kali memainkan rambutku. Aku sama sekali tak bergeming. Andai saja pagi itu aku tak memperdulikan permintaanmu untuk menunggumu di pantai yang sepi ini. Tentu kau tak akan nekat menyelinap ke istana pejabat licik itu. Andai saja aku memaksamu mengajakku. Tentu saja kau masih bersama ku disini menemani aku menenun seperti biasanya,atau kau akan membimbing langkah ku dengan kedua bola matamu itu.
Dalam gelap aku menulis ceritera
dalam gelap aku membisikkan kisah
tentang peri dengan ketaksempurnaannya
Dalam sepi aku merangkai rindu
dalam sepi aku merajut cita
dengan tertatih-tatih
Dalam keremangan kau hadir
dalam kebimbangan aku menantimu
tanpa pernah berhenti menanti
“datanglah, demi sebait rinduku!” tak terasa butiran bening telah mengalir dipipi ku. Aku benar-benar bingung.
“ kamu mempercayainya? Ingat dia adalah seorang detective yang dicintai seluruh gadis di kota ini. Peluang untuk menduakan mu itu sangat besar!” kata-kata dari Neny sahabat ku kembali terngiang ,berputar-putar di kepalaku. Tubuhku menggigil membayangkan kau pergi bersama wanita lain.
Malam semakin larut. Dinginnya melenakan ku. Sayup-sayup aku merasakan kehadiranmu.
Dengan senyum lebar aku menyambutmu,tetapi senyumanku seketika berubah. Saat aku mendengar langkah kaki  mungil  menyertaimu. Ternyata kau menggandeng seseorang.
“Maafkan aku Lena,kau tak seseksi dia!” kau berlalu dariku sambil memeluk gadis yang sejak tadi mengiringi langkah mu.
“Arkkk…..!!” untung hanya mimpi. Lelah menunggumu membuat aku tertidur dan berhalusinasi. Apa kah ini hanya sekedar halusinasi atau sebuah firasat? Aku tak mengerti.
Hanya suara gelombang yang menjawab ketakmengertianku. Sedang yang lain mulai berperan sesuai perannya. Angin masih meniup,menghembuskan luka di hatiku. Jangkrik telah sedari tadi mengajakku untuk segera pulang. Kerang-kerang dengan takut-takut berusaha menemaniku. Bintang-bintang tanpa sinarnya berusaha menasehatiku. Sedang aku tak beranjak sedikitpun.
Pukul 00.00 wib. Tak jelas aku mendengar langkah berat berusaha mendekatiku. Seperti sangat kepayahan. Bau anyir menyusup ke hidungku. “Kevin…” teriakku.
“Lena,kau masih mengenalku?” sahut langkah berat itu dengan susah payah dia menyentuh pipiku.
“Tentu saja aku tahu, seharian aku menunggumu! Apa,,apa yang terjadi padamu??” jawabku setengah panik.
Kau tertawa kecil. Lalu kau jatuh. Dengan panik setengah berjongkok aku memeluk mu. Namun,sama sekali tak ku dengar keluh kesah dari bibir mungilmu. Aku menyentuh pipimu. Ku rasa ada banyak cairan disitu. “kau berdarah? Apa yang telah terjadi? Ku mohon katakana padaku….!!” Teriak ku mulai menangis.
Kau mengusap air mata ku. “berjanjilah ,untuk selalu hidup demi aku!!”
Aku sama sekali belum bisa mencerna kata-kata mu. “aku mencintaimu. Dulu ,kini,dan nanti” kudengar kau membisikkan kata-kata itu. Lalu tak ada lagi suara mu. Semua kembali sunyi.
Sejenak aku tersadar. Kau telah…………..”

                                                                                    ***




Bandung,12 Desember 2012
Lena menutup diary berdebu tiga tahun lalu. Diary yang ditulis oleh  seorang Pramugari bernama Lena  Aghisya mantan seorang tuna netra yang mendapat donor mata dari KEVIN ALFREDO.
Dengan menahan sesak Lena menulis sesuatu di selembar kertas diarynya.
“Terima kasih atas semua warna yang pernah kau hadirkan meski dalam kegelapan….
Terima kasih untuk keindahan yang telah kau korbankan meski aku tak kunjung merasa terang…
Aku masih dalam kegelapan , terkurung dalam ruang hampa tanpa mu….”
Di sobeknya  selembar kertas diary. Lalu dengan cekatan dibuatnya sebuah pesawat-pesawatan. Di terbangkannya dengan hati yang remuk.



                                                                                    Kampus UI Depok, 13 november 2011








            

You Might Also Like

1 komentar

  1. Bingung mau ngapain? mendingan main games online bareng aku?
    cuman DP 20rbu aja kamu bisa dapatkan puluhan juta rupiah lohh?
    kamu bisa dapatkan promo promo yang lagi Hitzz
    yuu buruan segera daftarkan diri kamu
    Hanya di dewalotto
    Link alternatif :
    dewa-lotto.name
    dewa-lotto.com

    BalasHapus

Popular Posts

Like us on Facebook

Flickr Images